SUARA BANDUNG - Peninggalan sejarah banyak ditemukan di Kota Bandung, salah satunya adalah Gedung Sate. Bangunan tersebut merupakan peninggalan zaman Hindia-Belanda.
Mengapa bangunan ini disebut Gedung Sate, ternyata karena bagian atapnya ornamen enam tusuk sate. Biaya pembangunan Gedung Sate ditaksir mencapai 6 Juta Gulden.
Memiliki gaya arsitektur Eropa, Gedung Sate dirancang oleh Ir. J. Gerber, merupakan Arsitek asal Belanda. Maka tak heran corak Eropa sangat kental.
Gedung Sate dibangun mulai 1920, dan rampung pada 1924. Dilansir dari Kemdikbud.go.id, (19/9/2023), 2000 Warga Indonesia ikut dalam membangun bangunan bersejarah di Kota Bandung itu.
Baca Juga:Ekuitas di Atas Rp 4 Triliun, BRI Life Diganjar Best Life Insurance 2023
Ternyata bangunan bersejarah ini berkaitan dengan pemindahan Ibu Kota dari Batavia ke Kota Bandung, pada era pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. van Limburg Stirum (1916-1921). Tapi, 1930, mengalami resesi ekonomi yang berimbas pembatalan pemindahan Ibu Kota.
Saat zaman Hindia Belanda, Gedung Sate dijadikan kantor Department Verkeer en Waterstaat atau Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan. Setelah merdeka, gedung ikonik di Bandung ini sempat menjadi kantor Menteri Pekerjaan Umum, yakni Abikoesno Tjokrosoejoso.
Gedung bersejarah di Kota Bandung sekarang sering dikunjungi oleh warga lokal maupun wisatawan dari luar daerah atau mancanegara.
Gedung Sate berlokasi di Jl. Diponegoro No.22, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan.(*)
Baca Juga:Tok! Lina Mukherjee Divonis 2 Tahun Bui, Kasus Makan Babi Baca Bismillah