SuaraBandung.id - Piala Dunia U20 Indonesia batal digelar memberikan efek kerugian di beberapa sektor.
Satu diantara sektor yang rugi adalah ekonomi. Sebelumnya, Indonesia matang mempersiapkan Piala Dunia U20.
Namun, gagal karena aksi penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U20 Indonesia yang menurut beberapa pihak melanggar konstitusi.
Hal tersebut membuat FIFA kecewa dan akhirnya memindah tuan rumah Piala Dunia U20 dari Indonesia ke Argentina.
Baca Juga:Jokowi Tunggu Erick Thohir Pulang untuk Bicarakan Potensi Sanksi dari FIFA
Tanpa disadari, pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia membuat beberapa pihak merugi.
Apalagi persiapan jauh hari untuk menyambut turnamen skala dunia kelompok umur.
Dikutip dari akun Twitter @tilehopper, (31/3/2023), sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang semula berpotensi tumbuh dengan hadirnya kejuaraan dunia tersebut, kini sirna.
Begitupun dengan pihak media siaran langsung televisi yang sudah menandatangani kontrak.
Dengan tidak adanya Timnas Indonesia di Piala Dunia U20, tentu saja akan merugi pihak official broadcaster televisi Indonesia.
Baca Juga:Teddy Minahasa Tak Berkutik saat Melihat Pabriknya Terbakar, Benarkah? Cek Fakta Lengkapnya Yuk
Selain itu, biaya peremajaan yang berkisar Rp418 Milyar untuk stadion, kini justru tidak dipakai untuk Piala Dunia.
Kemudian, biaya pelatihan pemain serta tim pelatih untuk meningkatkan performa justru berakhir seperti sia-sia.
Pemain Timnas berpotensi meraih pengalaman berharga jika tampil di pentas dunia, karena bertemu dengan tim kuat.
Marchindise yang telah diproduksi oleh Mitra UMKM JUARAGA juga terkena imbas dari pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia.
Selanjutnya, anggaran untuk promosi dan pembuatan baliho serta biaya produksi lagu Piala Dunia U20 Indonesia.
Hingga kini belum diketahui apakah Piala Dunia U20 Argentina akan memakai produksi versi Indonesia atau tidak.(*)
Sumber: Twitter @tilehopper