SuaraBandung.id - Beberapa bulan terakhir, wacana mengenai bisnis thrifting import ramai dibicarakan masyarakat.
Hal ini menjadi kegelisahan tersendiri untuk pelaku usaha thrifting, sebab beberapa tahun ke belakang, usaha ini terbilang berkembang pesat.
Mulai dari kalangan tua sampai dengan kalangan muda ramai menggeluti bisnis thrifting yang menjanjikan.
Namun kini pemerintah kembali melarang bisnis jual beli pakaian bekas import/thrifting dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021.
Diduga, bisnis thrift shop/baju bekas impor akan membahayakan industri tekstil dalam negeri. Satu di antaranya Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung.
Baca Juga:Lebaran 2023, Pemudik Sumatera Utara Diprediksi Meningkat
“Ya kenapaa kalau kita bisa membuatnya sendiri, kenapa harus mengimpor baju yang bekas.” tutur Wapres pada keterangan resminya, Senin (20/3/2023)
Pasca larangan itu, Polda Jawa Barat bersama Tim Kementerian Perdagangan gencar menyita barang jualan di Pasar Gedebage. Sebanyak 200 ball resmi disita pada Selasa (21/3/2023) pagi.
Ada banyak pelaku usaha thrifting yang mendukung upaya pemerintah karena banyak pelaku usaha yang tidak menerapkan standar pasar, mulai dari harga jual sampai dengan kualitas kebersihan pakaian.
Tetapi tidak sedikit yang menolak secara tegas atas tindakan pemerintah.
Dadang, pedagang thrifting yang mengaku sudah berjualan hingga 20 tahun lamanya di Pasar Gede Bage. Ia mengungkapkan bahwa surat kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah itu tidak mendasar dan merugikan masyarakat.
“Saya harap pemerintah dapat bijak dalam hal ini, untuk membantu masyarakat kecil. Carilah solusi yang lebih baik sehingga tidak merugikan masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, beberapa pelaku usaha thrifting tidak berdiam diri atas kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah.
Mereka melakukan inovasi baru agar usahanya tetap berjalan. Yakni, dengan menjual pakaian bekas lokal dan memerhatikan kualitas kebersihan pakaian.
Pedagang baju bekas, Rahmat mengatakan Jokowi dan para pembantunya seharusnya mencarikan dan memberikan solusi untuk rakyat kecil.
"Kita baru pulih dari krisis pandemi. Sekarang malah dilibas Jokowi. Mana solusinya, kami juga rakyat Indonesia," kata dia. (*/Anita Rahmawati)
Sumber konten: instagram.com/infotidayeuhkolot