SuaraBandung.id - Kuasa Hukum Venna Melinda, Hotman Paris Hutapea menyampaikan informasi terkait sudah lengkapnya berkat laporan KDRT beserta bukti dari Venna Melinda.
Adapun menurut Hotman Paris berkas maupun barang bukti perihal dugaan KDRT dengan tersangka Ferry Irawan itu, kini sudah dilimpahkan ke tangan jaksa penuntut umum (JPU).
Dengan begitu Hotman Paris dan Kliennya Venna Melinda telah mengupayakan agar kembali meningkatkan kekuatan barang bukti dan laporan terkait kasus KDRT tersebut.
Bagi Hotman Paris, persepsi yang menyatakan bahwa pihaknya dituduh telah berbohong perkara peristiwanya KDRT adalah salah besar.
Baca Juga:Raih Penghargaan Lagi, DPR RI Jadi Media Cetak dan Online Terpopuler 2022
Ia telah berhasil membuat ciut Kuasa Hukum Ferry Irawan yakni Sunan Kalijaga dengan bukti nyata yang sudah pihaknya kumpulkan dan susun secara profesional.
Bagi dirinya begitulah seharusnya seorang pengacara atau kuasa hukum bertindak untuk kebaikan kliennya, bukan dengan ramai mengadakan jumpa pers demi menggiring opini publik.
Hotman Paris Hutapea juga menyebutkan bahwa perbedaan kinerja antara dirinya dengan kuasa hukum Ferry Irawan sangatlah berbeda dan pantas jika disebut adanya jarak antara senior dan junior.
"Kalau Hotman kan selalu menolak infotainment kecuali kalau terpaksa dicegat seperti ini (didatangi langsung oleh wartawan secara mendadak) nah itulah bedanya senior dengan junior," kata Hotman Paris seperti dalam unggahan Was Was pada (16/3/2023).
Kuasa hukum Venna Melinda itu kembali menegaskan ucapannya selama ini yang selalu sama ditujukan pada pihak lawannya dalam permasalahan penyelesaian kasus KDRT Venna secara hukum.
Baca Juga:Sinopsis Shazam Fury of The Gods, Film dari Semesta DC yang Dibintangi Aktor Indonesia!
Konferensi pers secara terus menerus tanpa melakukan bukti nyata adalah sesuatu yang tidak baik, seharusnya sebagai kuasa hukum fokus kepada perkara hukum yang akan dijalani.
Selanjutnya juga Hotman Paris menyebut perilaku haus akan simpati dari masyarakat melalui media itu memang sudah jelas memperlihatkan bahwa tim sebelah hanya ingin masuk TV.
"Makanya saya selalu bilang ke tim sana, dari pada berkoar-koar dengan nenek-nenek, konpres (konferensi pers) di Jakarta sementara ke Surabaya praktis hampir tidak pernah jadi apa yang dikejar adalah biar masuk TV," pungkasnya. (*)
Sumber: YouTube Was Was